Jumat, 28 Oktober 2011

Battleship in Advance

my opinion
 
Kapal perang dapat diartikan sebagai armada perang yang kegunaan utamanya adalah dalam pertempuran laut, namun demikian beberapa kapal perang juga dapat dipakai untuk mendukung rekannya di darat, untuk kegiatan kemanusiaan, dan sebagainya. Terlepas dari berbagai kegunaan tambahan, kapal perang tetaplah kapal perang, dirancang dan dibangun untuk menghadapi pertempuran di laut.

Perkembangan pesat di bidang elektronika dapat membantu bahkan menggeser peran utama meriam-meriam raksasa pada kapal perang. Dengan semakin canggihnya dan semakin gesitnya peluru-peluru kendali saat ini, kapal-kapal perang ukuran besar dapat menjadi sasaran "injak semut". Dengan demikian, kapal perang di masa yang akan datang akan sangat bergantung pada kecepatan, akurasi, dan kesiapan menghadapi peluru kendali dan kapal selam. Armor yang tebal tidak selalu dapat menjamin, terutama jika pihak lawan menggunakan peluru kendali jarak jauh yang jangkauannya melebihi jangkauan tembak meriam sehingga dengan demikian sulit untuk memberikan tembakan balasan. Lagipula meriam kurang dapat diandalkan untuk menjatuhkan peluru kendali yang cepat dan gesit, seperti beberapa jenis yang kecepatannya berkali-kali lipat kecepatan suara (Mach), sekalipun dilengkapi sistem kontrol yang terbaik. 
 
Kemungkinan besar dalam pertarungan kapal dengan kapal ataupun kapal dengan pesawat tempur, peluru kendali akan menggantikan peran meriam kapal, walaupun sebenarnya tidak benar-benar me-"replace" peranan meriam, tetapi yang jadi perhatian utama adalah bahwa kelak kapal-kapal perang akan sangat mengandalkan peluru kendali yang cepat, lincah, dan powerful. Dalam hal ini sistem telemetri elektronik akan menjadi tulang punggung dalam mengarahkan peluru kendali.

Sistem elektronik yang tahan banting (untuk radar, sonar, komunikasi, dan navigasi) diperlukan mengingat pertempuran laut kelak akan menjadi ajang beradu kepintaran dalam elektronika, telekomunikasi, dan informatika. Mengapa demikian ? Karena jamming, tapping, dan berbagai kegiatan untuk mengacaukan informasi dan data akan sangat lazim dalam pertempuran laut.

Dan tentu saja di atas semua perangkat canggih yang digunakan, kapal perang membutuhkan personil yang profesional dan strategi yang baik. Ini seharusnya menjadi tugas angkatan laut dalam membina personil dan strategi yang baik.

Jalesveva Jayamahe !

Kamis, 13 Oktober 2011

RF Energy Harvesting

Akan dijelaskan bagaimana memperoleh energi (energy harvesting) dari sinyal-sinyal yang berpropagasi pada frekuensi GSM 900 MHz yang banyak digunakan oleh masyarakat. Karena sinyal-sinyal tersebut memiliki level dayanya sendiri, maka dimungkinkan untuk memperoleh sebagian dari daya itu dengan menggunakan antena rectifier (rectenna).




Penggunaan frekuensi radio semakin meluas sejak meningkatnya penggunaan sistem selular oleh masyarakat. Dengan banyaknya perangkat selular yang digunakan, sementara perangkat selular itu menggunakan frekuensi radio, maka akan semakin banyak sinyal dalam frekuensi radio yang berpropagasi lewat udara, di mana setiap sinyal dari setiap perangkat selular (dalam hal ini GSM 900) memiliki level dayanya sendiri. Dari karakteristik ini muncul ide untuk memperoleh daya dari sinyal-sinyal itu untuk kemudian diolah dan disimpan bagi keperluan  tertentu. Kendala yang umum dihadapi adalah rendahnya level daya sinyal dan ketersediaan area yang memiliki banyak sinyal berpropagasi. Sehingga selain menjelaskan cara memanen energi dari sinyal GSM 900, paper ini juga dimaksudkan untuk mendorong minat pihak-pihak yang berkompeten untuk mengembangkan sistem energi harvesting, karena dengan semakin meningkatnya kebutuhan energi dan terbatasnya kemampuan untuk menyediakan energi yang murah, maka energi harvesting dapat menjadi salah satu alternatif untuk menopang kebutuhan energi. 

Secara garis besar, proses memanen energi GSM 900 dapat dijelaskan dengan blok diagram berikut :
Blok Diagram RF Energy Harvesting

Blok pertama yaitu RF 900 MHz menggambarkan suatu sumber frekuensi 900 MHz yang memancarkan sinyalnya lewat antena pengirim. Sinyal ini kemudian diterima oleh antena penerima dan melewati suatu matching circuit sehingga memenuhi persyaratan matching impedance. Low Pass Filter (LPF) tergabung ke dalam blok rectifier, yang fungsinya untuk menyaring frekuensi 900 MHz dan frekuensi yang lebih kecil. Setelah itu, sinyal melewati rectifier agar sinyal dalam nilai AC diubah ke nilai DC. Dan karena nilai daya dari sinyal GSM 900 MHz umumnya kecil ( < -35 dB [1]) maka dibutuhkan voltage multiplier untuk menaikkan nilai tegangan DC yang dikeluarkan oleh rectifier. Tegangan DC inilah yang kemudian dapat digunakan.

Rancangan rectenna ditunjukkan oleh gambar berikut :
Dalam rangkaian, rectifier selain berperan sebagai pengubah tegangan AC ke DC, juga berfungsi sebagai pengali tegangan (doubler). Kapasitor yang ada pada bagian Voltage Doubler Rectifier berfungsi sebagai junction, yaitu menghubungkan rangkaian jika dilewati nilai AC dan memutus rangkaian jika dilewati nilai DC. Sedangkan kapasitor pada bagian beban berguna untuk mengurangi ripple tegangan keluaran dari rectifier, dan resistor RL digunakan untuk adjust / memaksimalkan nilai tegangan keluaran DC.


Mengapa Ayam Menyeberang Jalan ?

Jawaban dari para ahli :

*Guru TK : supaya sampai ke ujung jalan

*Pecal Lele : berikan ayam itu pada kami, kami kekurangan bahan baku.

*Martin Luther : hanya Tuhan yang tahu

*Interogator Intelijen : beri saya waktu 5 menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa

*Charles Darwin : ayam itu menuju proses evolusi, karena dengan menyeberang jalan berarti si ayam melewati seleksi alam.

*Kapten Colombus : si ayam berlayar tak kenal lelah untuk menemukan benua baru

*Sigmund Freud : fakta bahwa kalian semua begitu peduli pada alasan ayam itu menyeberang menunjukkan ketidaknyaman seksual kalian yang tersembunyi

*George Walker Bush : tidak penting alasan ayam itu menyeberang! kami cuma ingin tahu apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak, apakah dia bersama kami atau melawan kami. No fence-sitter! Tidak ada pihak netral!

*Albert Einstein : ayam itu meyebrang jalan ataukah  jalan yang bergerak dibawah ayam, itu semua tergantung pada sudut pandang kita sendiri menurut prinsip relativitas

*Abu Bakar Baasyir : menyeberang jalan adalah perilaku ayam kafir laknatullah

*Pejuang Gerilya : setelah sekian lama jalan dikuasai petani kulit putih, ayam miskin yang tertindas telah menanti terlalu lama agar jalan itu diberikan kepadanya dan sekarang dia menyebranginya dengan dorongan ayam-ayam veteran perang. Kami bertekad mengambil alih jalan tersebut dan memberikannya pada ayam, sehingga dia bisa menyebranginya tanpa ketakutan yang diberikan oleh pemerintahan kulit putih yang berjanji akan mereformasi jalan itu. Kami tidak akan berhenti sampai ayam yang tidak punya jalan itu punya jalan untuk diseberangi dan punya kemerdekaan untuk menyeberanginya! Merdeka!!!!!

*Isaac Newton : semua ayam di bumi ini menyebrang jalan secara tegak lurus karena gaya gravitasi bumi, terkecuali jika ayam berhenti karena ada reaksi yang tidak seimbang dari arah berlawanan menurut prinsip gaya aksi-reaksi.

*Soeharto : segera jajaki perjanjian hutang dengan ayam itu demi pembangunan

*Anak Rantau Kelok Sembilan : ndeh… ayam den lapeh

*Gus Dur : gitu aja kok repot-repot

Selasa, 16 Agustus 2011

Instalasi Cacti Pada Ubuntu 10.04

Cacti, seperti juga Nagios, merupakan tools untuk memonitor aktivitas dalam jaringan komputer. Perbedaan mendasar adalah bahwa Cacti memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan kondisi jaringan dalam bentuk grafik, dengan cara menyimpan semua informasi yang dibutuhkan dan mebuat grafik dari informasi itu berdasarkan database informasi MySQL yang telah dibuat.

Langkah Instalasi Cacti Pada Ubuntu 10.04 

Sebelum konfigurasi Cacti harus dipahami apa itu client device, Cacti server, dan Cacti client. Pengertiannya adalah :
·   Client device = host yang di-monitor.
·   Cacti server = client device = host yang menyediakan (serve) informasi trafik untuk pemonitor (pemonitor adalah host yang dipakai untuk memonitor client device).
·   Cacti client = host yang melakukan monitoring (pemonitor).
Langkah-langkah konfigurasi Cacti (pada Ubuntu 10.04) adalah sebagai berikut :
a.   Zona Waktu : agar zona waktu Cacti client sama dengan Cacti server.
perintahnya : dpkg-reconfigure tzdata
b.   Edit dan Update Package dan Repositori :
perintahnya : /etc/apt/sources.list
Nanti akan muncul daftar repositori, dapat di-uncomment (tambah tanda ## di depan listnya) ataupun ditambahkan list baru apabila diperlukan.
kemudian lakukan update dan upgrade dengan perintah :

apt-get update
apt-get upgrade

c.   Instal Dependency yang Diperlukan (snmp, snmpd, apache, php5 dan MySQL)
Cacti menggunakan snmp, snmpd ditambah apache untuk memonitor jaringan komputer. Karena itu PC yang digunakan dalam Cacti (baik itu client maupun server) harus dalam kondisi snmp-ready dan apache-ready (telah terinstal snmp, snmpd dan apache)
instal apache :
apt-get install apache2 (pada client)
apt-get install apache2 apache2-doc apache2-utils (pada Cacti server / client device)
instal snmp dan snmpd:
apt-get install snmp
instal php5 dan MySQL (diperlukan oleh Cacti untuk database):
apt-get install php5-mysql
d.   Konfigurasi snmpd pada server dan client
perintahnya : /etc/default/snmpd
pada daftar yang muncul, cari line yang diawali SNMPDOPTS, lalu edit :
##com2sec paranoid default public
com2sec readonly localhost  Nama_Server
(ganti localhost menjadi alamat IP Cacti server)
##com2sec readwrite default private
kemudian restart snmp :
/etc/init.d/snmpd restart
e
.   Instal Cacti
perintahnya : apt-get install cacti
Akan muncul beberapa prompt, pilih OK lalu Apache2, juga nantinya akan dimintai password, maka ketikkan admin/admin (sebagai username/password) lalu akan muncul permintaan pergantian password, maka ubah password yang diinginkan. Juga akan muncul pertanyaan lain tentang instalsi ini, klik Yes, lalu akan dimintai juga password untuk database MySQL, sebaiknya untuk setiap permintaan password gunakan password yang sama karena masih dalam tahap belajar. Lupa password akan menghambat konfigurasi nantinya.
f.    Konfigurasi Khusus Pada Client Device
Pada client device perlu untuk membuat nama kelompok Cacti yang dikonfigurasi

perintahnya: mv /etc/snmp/snmpd.conf /etc/snmp/old.snmpd.conf echo "rocommunity Nama_Kelompok" > /etc/snmp/snmpd.conf
agar tidak menjadi terpaku pada localhost, maka harus diedit :
/etc/default/snmp
Akan muncul daftar line snmp, edit line yang diawali SNMPDOPTS dengan menghapus alamat 127.0.0.1 pada line tersebut.
Kemudian restart snmpd dengan perintah:

/etc/init.d/snmpd restart
2.2    Konfigurasi Cacti
         Setelah selesai instalasi Cacti dan tidak ada pesan error, maka dapat dilanjutkan pada bagian konfigurasi.
Langkah-langkah konfigurasi Cacti adalah :
a.   Login user : ketikkan password admin/admin.
Apabila diminta untuk mengubah password, ubah password tetapi jangan sampai lupa username/password yang baru. Akan muncul Homepage Cacti di sana dapat dilihat versi Cacti yang digunakan.
b.   Terdapat dua Tab pada Homepage Cacti yaitu Console dan Graph, pilih Tab Console, kemudian klik device seperti Gambar 1 berikut :
Gambar 1. Penambahan Device

      Tambahkan device dengan meng-klik Add pada kotak Device.
c.   Setelah meng-klik Add, akan muncul kotak Device Edit. Edit informasi device yang dimonitor dalam kotak Device Edit seperti Gambar 2 berikut :
     
Gambar 2. Edit Device

      Penjelasan Gambar 2 adalah sebagai berikut :
·         Description : sebaiknya diisi nama atau keterangan device yang dimonitor.
·         Hostname : sebaiknya diisi alamat IP dari host yang dimonitor.
·         Host Template : pilihan jenis informasi yang akan diminta dari Cacti server ketika dimonitor, sebaiknya pilih Generic SNMP-enabled Host.
·         Disable Host : tidak perlu untuk di-check.
·         Downed Device Detection : metode yang digunakan oleh Cacti untuk mengetahui ada tidaknya suatu host, dianjurkan untuk memilih SNMP.
·         Ping Timeout Value : batas maksimum ping ditunggu.
·         Ping Retry Count : batas maksimum pengulangan ping jika terjadi failure.
·         SNMP Version : versi SNMP yang digunakan, pilih versi yang sama dengan versi yang digunakan dalam instalasi SNMP (bagian 2.1 c).
·         SNMP Community : nama kelompok pengguna SNMP , ketikkan nama kelompok seperti yang dibuat dalam instalasi client device (bagian 2.1 f0.
·         SNMP Port : ketikkan port yang digunakan oleh Cacti, yaitu port SNMP 161.
·         SNMP Timeout : ketikkan nilai (dalam millisecond) berapa lama Cacti menunggu respon SNMP dari client device.
·         Maximum OID Per Get Request : jumlah maximum OID yang bisa diperoleh dalam sekali request SNMP.


d.   Pada pemilihan Data Query, pilih Karlet-Wireless Bridge Statistics, lalu klik Save, seperti Gambar 3 berikut ini :
Gambar 3. Associated Data Queries

Selasa, 19 Juli 2011

Konfigurasi Grup Host Nagios3 Pada Ubuntu 10.10

Nagios sebagai tools yang diandalkan dalam network monitoring untuk mengawasi seluruh infrastruktur jaringan seperti aplikasi, service, dan informasi lain yang berkaitan dengan host yang di-monitoring. Kelebihannya adalah stabil dan dapat memonitor host dalam jumlah tidak terbatas.
Versi Nagios3  memiliki perbedaan dengan versi sebelumnya dalam penambahan macros seperti $HOSTEVENTID$ dan $SERVICEEVENTID$, tetapi juga terdapat penghapusan macros lama seperti $SERVICENOTIFICATIONNUMBER$ dan $HOSTNOTIFICATIONNUMBER$.


Langkah pertama, dan ini merupakan bagian terpenting, adalah instalasi package pendukung Nagios3. Setelah masuk sebagai pengguna dengan perintah sudo su pada Terminal Ubuntu, masukkan password. Pastikan PC terhubung ke internet. Akan diperlukan package Apache, PHP, dan file library lainnya, karena itu gunakan perintah berikut :

apt-get install apache2  (instal package apache2)
apt-get install php5-common php5 libapache2-mod-php5  (instal PHP untuk apache2)
apt-get install libgd2-xpm-dev (instal GD Library)
apt-get install build-essential (instal compiler terkait)
/etc/apache2/apache2.conf (buka file konfigurasi apache)
tambahkan direktori berikut (perintah mkdir) : index.html index.php index.cgi
/etc/init.d/apache2 restart  (restart apache2)
 
 
Langkah kedua, konfigurasi Nagios3. Sebelum konfigurasi, download core Nagios3  dari situs resminya 
http://www.nagios.org/. Sebelum menginstal package core Nagios tersebut, buat user dan grup host.

useradd -m nagios (membuat user / useradd)
passwd admin (password user)
groupadd nagcmd (membuat grup host / groupadd)
usermod -a -G nagcmd nagios
usermod -a -G nagcmd www-data
-zxvf nagios-3.2.3.tar.gz (ekstrak package nagios yang didownload dalam format .tar)
cd nagios-3.2.3 (masuk ke file yang telah di ekstrak)
./configure --with-command-group=nagcmd
make all
make install
make install-init
make install-config
make install-commandmode
make install-webconf
mkdir  /usr/local/nagios/etc  (membuat user untuk interface Nagios) 
htpasswd -c /usr/local/nagios/etc/htpasswd.users nagadmin (password baru untuk user Nagios)
masukkan direktori Nagios3 ke apache2
 
 
Langkah ketiga, instal plugin Nagios3, sebelumnya download plugin tersebut di http://www.nagios.org/ 
-zxvf  nagios-plugins-1.4.14.tar.gz (ekstrak file plugin nagios) 
cd nagios-plugins-1.4.14 (masuk ke file yang telah diekstrak) 
./configure --with-nagios-user=nagios --with-nagios-group=nagcmd (konfigurasi user dan grup) 
make install (instal plugin) 
 
Start Nagios3 /etc/init.d/nagios start 
 
Masuk ke http://localhost/nagios akan terlihat webpage seperti ini:
 
Tambahkan host yang akan dimonitoring 
nano /etc/nagios3/conf.d/server1_nagios3.cfg
lakukan duplikasi localhost 
edit duplikat host menjadi IP dari host yang akan dimonitor.
 
Masuk ke bagian service pada nano nagios, edit service yang akan dimonitor pada host yaitu : HTTP, SSH, PING

Apabila semuanya selesai dengan benar, akan dapat dilihat pada webpage Nagios seperti ini :


service type dan informasi setiap host pada grup :


 
ping status details :
 
 
service SSH dan HTTP :